Andriezzu: Just The Way I am: ARTI SAHABAT

ARTI SAHABAT

Minggu, 23 Januari 2011



            Dini hari menjelang Subuh, jam 04.00 pagi. (*Hirup nafas dalam-dalam) PAGI DUNIA... Aku ingin menyapa dunia dan menjejalkan banyak sekali rasa syukur ke dalam paru-paru, otak, hati, jantung, seluruh pembuluh darah, syaraf, sendi-sendi tulang, dan setiap sel dalam tubuhku. Yaaaa,,, semenjak ‘insiden’ tadi malam yang membuat aku merasakan kehilangan lebih dari setengah anggota badan (sementara sih), dan ketakutan kehilangan kepala (*hoho, agak lebay). Tapi benar sodara-sodara, saat ‘insiden’ itu terjadi, yang ada di kepalaku cuma satu, ketakutan. Ketakutan gak bangun lagi, gak bisa lihat matahari lagi, gak bisa beresin skripsi, gak bisa ketawa bareng kalian lagi, hiks   :’(. Aku mau bersyukur, Tuhan masih memberiku kesempatan ‘membuka mata’ hari ini. Tuhan, masih limpahkanlah nikmat ‘sadar’ itu padaku...


Dilihat dari judulnya, postingan ini tampak ‘menye-menye’, apalagi kalo inget itu juga judul sinetron ababil yang ditayangin di Indo*iar... hehehe, memang sedang ‘menye-menye’ sih. Sahabat, tempat kita berbagi cerita hidup, tentang manis-pahit, suka-duka, tangis-tawa, senang-susah. Mungkin seperti jalinan kekasih, jalinan persahabatan juga perlu chemistry. Perlu proses panjang, bukan hanya sekedar kenalan lalu jalan. Untuk bisa sampai tahap “saling terbuka” itu juga proses, bukan tiba-tiba “buka-bukaan” (apa coba?). Tuhan, sekali lagi kuucap ribuan syukur (jutaan bahkan bila aku mampu), atas kehadiran sahabat-sahabat terbaik di sekelilingku. Postingan ini, sebagian adalah ungkapan isi hati, sebagian lagi, adalah rekognisi untuk ‘kalian’ yang saat ini kuanggap sahabat (*selamat yah! Tadinya kan kita cuma bergaul, eh, berteman, hehehe).

Flashback tentang kemarin, Sabtu 22 Januari 2011. Sebenernya aku dah tau kalau kondisiku sedang kurang baik (mental maupun fisik). Pertama, sehari sebelumnya aku periksa Hb cuma 10 mg/dL (itu jelas-jelas anemia, dan sepanjang 2 tahun terakhir, itu adalah kadar Hb paling rendah yang pernah aku periksain). Kedua, sehari sebelumnya aku juga kelelahan (dan telat makan), aktivitas padat dari siang sampe malam, jalan kaki naik-turun tangga kemana-mana, (*pfiuh) sampai malamnya nyaris pi***an di depan komputer (*beruntung banget dibangunin Gilar), aku tau juga kalau ‘pi***an’ itu seperti serangan, dia bisa datang tiba-tiba saat kelelahan, bukan cukup sekali datang terus pergi ‘wush’ gitu aja. Ketiga, dari pagi pikiran agak kacau, dan suasana hati gak jelas, satu hal yang aku pikirkan cuma ‘mencari pelarian’ dengan tertawa sepuasnya, aku gak mau sendirian. Antara yakin dan tidak yakin, aku memutuskan ikut jalan-jalan bersama kalian (para orang ‘gila’ yang selalu tertawa ketika bersama, hehehe). Pikirku, naanti kalau capek, aku tinggal duduk-duduk aja. Pasrah, hanya Allah sebaik-baik pelindung, Bismillah, dan berangkatlah kita menuju Kota Tua.

Acara poto-poto sambil jalan-jalan ke “Kota Tua” (dari Museum Fatahillah-Museum Bahari- Pelabuhan Sunda Kelapa-Jembatan kota Intan-Museum Fatahillah lagi), Well Done! (haaa, ya iyalah aku ngebonceng sepeda :D, yang susah payah yg ngeboncengin tuh ,haha Thanks to: Reza). Tapi tujuan berubah, yang tadinya ke Kota Tua aja, akhirnya sekalian ke Ancol juga. Hmmm, udah sore sih waktu itu, rada khawatir juga sama kondisi badan, tapi berhubung yang lainnya pada semangat, oke, gapapa kali yah, kan naik taksi ini. Berangkatlah kita ke Ancol. Berangkat sih naik taksi, maaf yah, kemarin aku agak maksa buat naik taksi dan gak mau naik bajaj, hehe (info dari tour guide Kota Tua, naik taksi cuma belasan ribu). But, ternyata jalan ke Ancol  macet total, (*wew) jadi khawatir. Khawatir waktu yang udah masuk maghrib, langit udah mau gelap, dan argometer yang terus jalan(wkwkwk). Udah kepalang tanggung, terusin aja lah... Sampai di Pantai Ancol, sholat maghrib (kalian, aku enggak, hehe) terus makan (*cari hokben gak nemu), dan poto-poto (lagi). Dan yang gak lupa, di setiap acara selalu ketawa, ngakak sepuasnya. Masih penasaran lihat laut juga, akhirnya sempetin ke Pantai selama belasan menit (Sumpah deh, pemandangannya 'gak banget', apalagi buat yang masih dalam masa penyembuhan "fractura hepatica", rasanya pengen nge-bom itu pantai, wkwkwk). Baru habis itu, pulang deh kita.

Khawatir macet kaya pas berangkat, akhirnya pulang mau ganti sarana transportasi, naik Busway (*yang juga lebih merakyat dibanding taksi, hehe). Whuaaa, tapi jalan dari pantai ke shelter busway-nya ternyata jauh banget...nget..nget. Ngebut aja lah (udah gak peduli aku sama poto-poto), pikirku yang penting cepet nyampe shelter busway, cepet duduk di shelter sambil nunggu bus dateng, cepet duduk di bus sampai stasiun Kota, trus cepet duduk lagi di dalam kereta. Jalan agak cepet (tanpa nengok-nengok belakang pula), agak pelan, trus pelan, trus pelan banget (sambil kaki berasa gak napak). Lama-lama, koq kaki gak berasa lagi, kebas kaya kesemutan (*masih dipaksain jalan). Dan akhirnya, menjelang garis finish (Pintu Keluar Ancol), ‘insiden’ itu terjadi, aku nyaris pi***an lagi, megap-megap gak bisa napas, lebih dari setengah badan kebas, pucat-pasi, ketakutan. *Pfiuh, tarik napas dulu.

Maaf, bikin kalian panik. Maaf bikin kalian repot. Maaf bikin kalian ngelilingin Ancol malem-malem (hehe). Padahal waktu mepet banget buat ngejar kereta terakhir yang nganter kita pulang. Sebenernya aku gak apa-apa, cuma kelelahan aja. Anfal itu cuma karena hipoglikemia, otak kekurangan gula (lagi-lagi gara-gara telat makan), hipoksia, otak kekurangan oksigen (gara-gara si Hb yang cuma 10 tadi), dekompensasi jantung sementara (kecapekan, jantung gak kuat mompa darah buat ujung kaki sampe ujung kepala, sampe tekanan darahnya naik tiba-tiba, pas ditensi sih 170/100, wow amazing! darah tinggi). Oke, ditambah aku-nya yang rada lebay, jadilah shock, ketakutan sendiri terus megap-megap. Dalam kondisi kaya gitu (sebenernya gak parah koq), hmm,, cukup diistirahatkan (yang penting rileks, tapi jangan dibiarin tidur), dikasih air gula (biar cepet dapet glukosa otaknya), dioksigen (kalo ada), diangetin badannya. Gak berapa lama, udah bisa pulih (paling tinggal pusing-pusing sama lemes dikit).

Sejujurnya, aku terharu, berterimakasih sekaligus merasa bersalah ke kalian. Berterimakasih, waktu ‘insiden’ terjadi, aku gak ditinggalin, trus kalian pura-pura gak kenal. Mungkin juga kalian panik, jadi lupa rencana “ngegamparin” (hahaha, untunglah kalian lupa). Kalian rela nungguin (bahkan sebagian ngelilingin Ancol buat nemu ruang P3K, hehe). Beliin minuman (*akhirnya Patur yang minum, bukan aku, hehe), sewa ojek sampe taksi buat nganter pulang. Tapi merasa bersalah, gara-gara ‘insiden’ itu kita ketinggalan kereta, tiket busway 6 lembar sia-sia, dan harus naik taksi dari Jakarta Utara sampai Darmaga. Hiks..hiks...hiks... beneran jadi gak enak sama kalian. Aniway, dari ‘insiden’ itu aku tau, kalian perhatian sekali sama aku (*blushing), bener-bener ada di saat susah, bukan cuma seneng-seneng aja. Dasar kumpulan ‘orang gila’ (tapi hal yang paling aku suka dari kalian adalah ‘gila’-nya itu, hehe), aku tau yang berkecamuk di hati dan pikiran kalian apa (salah satunya “argometer”, hehe), tetep aja ketawa-ketawa, ngakak sepuasnya di dalam taksi. Sempet-sempetnya karaokean (pake mp3 HP). “Biarkan saja kekasihmu pergi, teruskan saja mimpi yang kau tunda...”, sumpah yaa... lagu ini bikin aku pengen ketawa sekaligus nangis (*berhubung jaim, kan abis sakit, jadi senyum-senyum aja lah, sambil berkaca-kaca, hehe). Overall, aku cuma bisa bilang “MAKASIH BUAT KALIAN SEMUA”. Suatu saat nanti (*sekarang bisa dibilang aku lagi ngerangkak dari bawah), aku juga ingin berbuat sesuatu untuk kalian. Bener-bener yah, 1001 cerita di Kopma (buat aku mungkin lebih dari 1001). Kalian bukan sekedar partner kerja, tapi juga teman, sahabat, sekaligus keluarga. Satu lagi sih yang pengen dinyanyiin waktu itu, tapi gak kesampean (tar kali yah, pas kita karaokean) “Kamu sangat berarti, istimewa di hati, slamanya rasa ini, jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini...”


Biarkan saja, kekasihmu pergi (*jreng)
Teruskan saja mimpi yang kau tunda
Kita temukan, tempat yang layak
Sahabatku...

Kita berbagi, untuk sahabat
Kita bernyanyi, untuk sahabat
Kita bisa, jika bersama...

(Untuk sahabat, By: Audy-Nindy)

Dedicated to: Nova, Reza, Gilar, Patur, Aci

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Nice story,sist :)

I hope our friendship will be together..

You all, not just friend and partner in Kopma, but my familly...

Andriezzu mengatakan...

Thanks rezaaa,,, akhirnya kita bener-bener sahabatan (bahagian kan lw?? wkwkwk). Makasih banyak bantuannya kemaren...

Andriezzu: Just The Way I am Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino