Gak tau sebenarnya apa yg mau aku tulis sekarang. Yang pasti aku cuma pengen nulis. Mengurai semua yg ada di kepala dan apa yg sedang bergejolak di dada atas peristiwa yg terjadi padaku pagi ini. Sepertinya akan jadi tulisan yg agak lebay, atau mungkin lebay banget coz ditulis dgn berapi-api sambil nahan emosi (hehehe, walo emosi tapi masih sempet ketawa koq). Hmmpfh (*menghela nafas)... aku tuh niat bimbingan, tapi koq malah kaya ujian lisan yah? Aku yg bodoh dan grogi ini bener2 speechless.
Pagi ini dengan semangat berapi-api, berangkatlah aku menemui seorang pembimbing. Track record ketemu dengan beliau di luar kegiatan kuliah atau praktikum sangatlah baik. Tapi entah kenapa pagi ini beda. Niatan awal, aku mau (sekedar) konsultasi topik penelitian (yg awalnya sudah dikonsultasikan dengan pembimbing yang lainnya). Jadi setidaknya aku akan dapat persetujuan, "yak, lanjutkan" ato "perlu ada perbaikan". Tapiiii.....
Baru dibaca judulnya aja, aku langsung ditanya per definisi... apa yang dimaksud "bla..bla..bla", kenapa "bla..bla..bla..", gimana patofisiologi "bla..bla..bla.." Daaaannn.... aku yg bodoh dan grogi ini langsung speechless... berpikirpun serasa gak sempet pada saat itu... Dan ditutup dengan pernyataan bahwa "bekalku tak cukup untuk melakukan penelitian itu". Endingnya, aku diarahkan untuk membongkar kerangka pikir yang sudah kubuat menjadi beberapa penelitian dan aku harus mengambil salah satu saja. Yang lainnya, bisa jadi ide buat yang lain kalau bersedia...
Di saat yang sama, aku juga menyaksikan temanku (satu bimbingan) mendapat masukan yang cukup memaksa,,, lagi2 hanya karena sebuah judul (yang sebenarnya belum pasti dipakai). Dalam hatiku berkata, "saya (dan teman saya ini) kemari untuk mendapat pencerahan, kami butuh bimbingan (karena kami memang masih bodoh), bukan untuk melaksanakan ujian lisan". Apa yang ada di otak kami sekarang memang belum cukup, tapi kami tidak ingin berhenti sampai di sini, bila kesempatan "penelitian" seperti yang kami ajukan memang ada, kami pasti akan belajar lagi. Saat ini, kami belum siap untuk ditanya ini dan itu hinga sedetail mungkin. Bahkan pertanyaan ringan saja bisa membuat kami ragu. Kami butuh penguatan, dukungan, bimbingan, pengarahan... kalaupun boleh jujur, saya juga semalem belajar,,,tapi di hadapan Anda (dosen pembimbingku tercinta), saya tak mampu berkata-kata... mikirpun serasa gak bisa... gak tau deh kenapa...grogi kali yaa??
Campur aduk rasanya. Bingung, aneh, kesal, sedih, bego, lemes, dan innocent (lho??). Rasanya di pikran bukannya cerah, malah jadi diselimuti awan kelabu dan mendung gelap pekat. Pengen nangis, pengen teriak, pengen mukul2 kentongan, pengen banting piring, dsb. dan ujung-ujungnya aku emang nangis beneran (sumpah, ngerasa gak terima banget pagi ini...). Tapi setelah nangisnya selesai, tiba-tiba pikiranku kembali... awan kelabu dan mendung gelap pekat itu sedkit demi sedikit lenyap...
Mencoba untuk positif thinking, yaa mengurai pikir yang ruwet kaya benang kusut jadi helaian satu demi satu. Membuang yang buruk dan mengumpulkan yang baik-baik. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, begitu juga dengan apa yang aku alami pagi ini. Pada dasarnya, tujuan dosen pasti baik. Gak ada pembimbing yang berniat (sungguh-sungguh) ingin mempersulit mahasiswanya. Hanya saja, mungkin caranya yang kurang bisa diterima seketika oleh si mahasiswa. Apa yang menurutku (mahasiswa yang gak pinter2 amat) sederhana, belum tentu "betul-betul" sederhana. Dan dosen pembimbing berupaya menunjukkan hal itu (dengan caranya). Lebih jauh dari itu... harus diakui... dengan jujur... dengan ikhlas dan penuh kerendahan hati... bahwasanya... sebenarnya... AKU MEMANG BELUM SIAP...
Yaa, aku mengakui ini,,, AKU BELUM SIAP MENELITI,,, bukan karena bekal yang diberikan oleh Bapak-Ibu dosen selama ini kurang banyak, tapi lebih karena aku yang belum memperdalam ilmunya...
Aku belum mampu melakukannya sekarang... Yang aku bisa, berpikir satu-satu (mumet kalo mikir bareng-bareng). Aku mau mengakhiri semester ini dulu, UAS dulu, dan istirahat sejenak alias liburan dulu...
Well, dengan begini, berakhirlah "gonjang-ganjing" yang menimpaku pagi ini. Dengan kejujuran pada diri sendiri, rasanya akan lebih tenang. Introspeksi dan terus memperbaiki diri, juga membekali diri. Seperti yang pernah aku tulis di status FB'ku beberapa hari yang lalu, " daripada cape2 menuntut orang lain (dan lingkungan) untuk berubah mengikuti apa yang kita mau, akan lebih mudah menuntut diri sendiri agar lebih adaptatif". Maka, akulah yg dituntut untuk lebih adaptatif dan berjiwa pembelajar... Semangat!!! Pasti bisa...
Untuk teman2 se PS'ku... semangat yah!!! Kita pasti bisa... saling bantu dan saling menguatkan... semoga nanti bisa lulusnya barengan, sama2 tepat waktu dan di waktu yang tepat ^^,)
Regards,
Baru dibaca judulnya aja, aku langsung ditanya per definisi... apa yang dimaksud "bla..bla..bla", kenapa "bla..bla..bla..", gimana patofisiologi "bla..bla..bla.." Daaaannn.... aku yg bodoh dan grogi ini langsung speechless... berpikirpun serasa gak sempet pada saat itu... Dan ditutup dengan pernyataan bahwa "bekalku tak cukup untuk melakukan penelitian itu". Endingnya, aku diarahkan untuk membongkar kerangka pikir yang sudah kubuat menjadi beberapa penelitian dan aku harus mengambil salah satu saja. Yang lainnya, bisa jadi ide buat yang lain kalau bersedia...
Di saat yang sama, aku juga menyaksikan temanku (satu bimbingan) mendapat masukan yang cukup memaksa,,, lagi2 hanya karena sebuah judul (yang sebenarnya belum pasti dipakai). Dalam hatiku berkata, "saya (dan teman saya ini) kemari untuk mendapat pencerahan, kami butuh bimbingan (karena kami memang masih bodoh), bukan untuk melaksanakan ujian lisan". Apa yang ada di otak kami sekarang memang belum cukup, tapi kami tidak ingin berhenti sampai di sini, bila kesempatan "penelitian" seperti yang kami ajukan memang ada, kami pasti akan belajar lagi. Saat ini, kami belum siap untuk ditanya ini dan itu hinga sedetail mungkin. Bahkan pertanyaan ringan saja bisa membuat kami ragu. Kami butuh penguatan, dukungan, bimbingan, pengarahan... kalaupun boleh jujur, saya juga semalem belajar,,,tapi di hadapan Anda (dosen pembimbingku tercinta), saya tak mampu berkata-kata... mikirpun serasa gak bisa... gak tau deh kenapa...grogi kali yaa??
Campur aduk rasanya. Bingung, aneh, kesal, sedih, bego, lemes, dan innocent (lho??). Rasanya di pikran bukannya cerah, malah jadi diselimuti awan kelabu dan mendung gelap pekat. Pengen nangis, pengen teriak, pengen mukul2 kentongan, pengen banting piring, dsb. dan ujung-ujungnya aku emang nangis beneran (sumpah, ngerasa gak terima banget pagi ini...). Tapi setelah nangisnya selesai, tiba-tiba pikiranku kembali... awan kelabu dan mendung gelap pekat itu sedkit demi sedikit lenyap...
Mencoba untuk positif thinking, yaa mengurai pikir yang ruwet kaya benang kusut jadi helaian satu demi satu. Membuang yang buruk dan mengumpulkan yang baik-baik. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, begitu juga dengan apa yang aku alami pagi ini. Pada dasarnya, tujuan dosen pasti baik. Gak ada pembimbing yang berniat (sungguh-sungguh) ingin mempersulit mahasiswanya. Hanya saja, mungkin caranya yang kurang bisa diterima seketika oleh si mahasiswa. Apa yang menurutku (mahasiswa yang gak pinter2 amat) sederhana, belum tentu "betul-betul" sederhana. Dan dosen pembimbing berupaya menunjukkan hal itu (dengan caranya). Lebih jauh dari itu... harus diakui... dengan jujur... dengan ikhlas dan penuh kerendahan hati... bahwasanya... sebenarnya... AKU MEMANG BELUM SIAP...
Yaa, aku mengakui ini,,, AKU BELUM SIAP MENELITI,,, bukan karena bekal yang diberikan oleh Bapak-Ibu dosen selama ini kurang banyak, tapi lebih karena aku yang belum memperdalam ilmunya...
Aku belum mampu melakukannya sekarang... Yang aku bisa, berpikir satu-satu (mumet kalo mikir bareng-bareng). Aku mau mengakhiri semester ini dulu, UAS dulu, dan istirahat sejenak alias liburan dulu...
Well, dengan begini, berakhirlah "gonjang-ganjing" yang menimpaku pagi ini. Dengan kejujuran pada diri sendiri, rasanya akan lebih tenang. Introspeksi dan terus memperbaiki diri, juga membekali diri. Seperti yang pernah aku tulis di status FB'ku beberapa hari yang lalu, " daripada cape2 menuntut orang lain (dan lingkungan) untuk berubah mengikuti apa yang kita mau, akan lebih mudah menuntut diri sendiri agar lebih adaptatif". Maka, akulah yg dituntut untuk lebih adaptatif dan berjiwa pembelajar... Semangat!!! Pasti bisa...
Untuk teman2 se PS'ku... semangat yah!!! Kita pasti bisa... saling bantu dan saling menguatkan... semoga nanti bisa lulusnya barengan, sama2 tepat waktu dan di waktu yang tepat ^^,)
Regards,