Andriezzu: Just The Way I am: Seri Menasihati Diri Sendiri: Ruginya Marah2

Seri Menasihati Diri Sendiri: Ruginya Marah2

Jumat, 11 Desember 2009


   Bayi aja kalo marah jadi gak lucu yah???




Huaaa, Koq ada manusia kaya gituh!!! Arrrrggghhh, aaaargggghhh, guk..guk..guk... (lho?)
Pengen banget makan orang rasanya kalo lagi marah... Padahal, kenapa harus marah sih??



Marah, terjadi akibat situasi eksternal maupun internal yang berlangsung tak sesuai harapan.Kita bisa marah karena orang, misalnya teman sekerja yang tak pernah tepat waktu. Bisa juga karena jalanan macet. Bisa juga marah karena masalah kita sendiri, baik yang sudah berlalu, yang sedang dialami, atau yg diprediksi akan terjadi. 


Secara alamiah, saat marah seseorang akan mengungkapkannya secara agresif hingga keadaan sekitar menjadi tidak nyaman. Seakan semua orang lain dapat merasakan uap yang menyembur dari tubuh orang itu. Begitu kuatnya hawa marah itu, sehingga tak hanya orang yang dapat merasakannya, hewan pun mencoba menghindarinya saat itu. Mungkin itulah kenapa orang yang lagi marah-marah gak digigitin nyamuk (lho?).



Perubahan Biologis dan Psikologis
Marah itu memang sesuatu normal, ya karena keadaan yang tidak diharapkan memang tidak menyenangkan untuk dihadapi. Tapi walaupun normal, marah, mulai dari intensitas yang ringan sampai berat, menurut psikolog yang juga pakar di bidang marah dari Departemen Psikologi University of South Florida, Charles Spielberger, PhD, biasanya akan disertai dengan perubahan psikologis dan biologis. Saat marah, ritme jantung dan tekanan darah akan menaik. Maka, tidak heran bila para peneliti seperti Dr. Redford William dari Duke University dan Dr. Robert Sapolsky dari Stanford University menemukan bahwa amarah, ngamuk, dan kebencian (termasuk iri, dengki, dendam, dst).secara khusus merusak sistem kardiovaskular. (gaya euy, ngomongnya penelitian...hikiki)



Selain sistem kardiovaskular, perubahan yang sama juga terjadi pada hormon tubuh. Adrenalin dan noradrenalin meningkat. Hormon lain seperti corticosteroids dan cathecolamine akan terproduksi lebih banyak. Akibatnya, sistem kekebalan ditekan dan metabolisme tubuh akan kacau. Prof. Dr. Aboe Amar Joesoef, dr.,Sp.S, dari bagian Neurologi FK Unair-Rsu Dr. Soetomo, Surabaya menyebutkan, dalam berbagai penelitian menunjukkan ada kaitan antara emosi negatif dengan peningkatan kadar sitokin proinflamatorik dan peningkatan rasa nyeri. Sementara emosi positif berkaitan dengan penurunan sitokin proinflamatorik dan rasa nyeri. Sitokin inflamatorik merupakan hormon yang berperan menjaga keseimbangan tubuh bila terjadi kekacauan. Munculnya hormon ini biasanya akan menimbulkan gejala yang dikenal dengan “sickness behaviour”. Situasi "sickness behaviour" ditandai dengan sekumpulan gejala seperti; badan menjadi panas, rasa lemah, malaise (malesss banget), gelisah, sulit konsentrasi, depresi, hilangnya nafsu makan dan masih banyak lagi.


Dalam Pengobatan Tradisional Cina (Tradisional Chinese Medicine-TCM), kemarahan diartikan sebagai rasa terganggu yang menyebabkan aliran Qi (energi) terbalik dan berjalan ke arah atas tubuh. “Keadaan ini bisa merusak Qi di hati,” jelas Dr. William Adi Teja, spesialis penyakit dalam lulusan Beijing University. Maka untuk mengatasinya, perlu ada emosi lain yang menyeimbangkannya, yakni dukacita. Kesedihan akan membuyarkan rasa marah.


Perlu Sabar dan Toleran
Mengungkapkan kemarahan sebenarnya gak perlu dengan terus terang dan agresif, sebaliknya juga jangan menekan rasa marah atau menyembunyikannya. Yang paling baik adalah mengungkapkan kemarahan itu dengan tenang, dan tidak dengan cara agresif. “Ini adalah cara yang paling menyehatkan bagi setiap orang,” jelas Charles. Namun, untuk bisa demikian, Anda mesti belajar. Tokoh Spiritual dari Tibet, Dalai Lama dalam sebuah wawancara dengan seorang psikiater anggota American Board of Psychiatry and Neurology, Howard C. Cutler, M.D, mengatakan “Kita tidak dapat mengatasi amarah dan kebencian hanya dengan menekan emosi-emosi ini. Kita perlu aktif menumbuhkan antidot-antidot untuk melawan kebencian dengan bersikap sabar dan toleran,” Dalam kehidupan sehari-hari, toleransi dan sabar mempunyai manfaat besar. Pengembangan ketrampilan ini memungkinkan kita melestarikan dan mempertahankan kesadaran kita. Hasil akhirnya adalah kesediaan memaafkan. “Bila Anda betul-betul sabar dan toleran, maaf akan datang dengan sendirinya,” jelas Dalai Lama. Jadi, memaafkan adalah cara menghapus kemarahan dengan sangat sehat.


Cek-cek, Jangan-jangan butuh pertolongan darurat mengatasi kemarahan??

Lepas kendali, naik pitam, mengeluarkan kata-kata kasar adalah tanda-tanda orang sedang marah. Marah memang normal, bahkan kadang-kadang menyehatkan dan juga dibutuhkan. Tapi, marah juga bisa merusak diri sendiri dan lingkungan.
Coba cek seberapa mudah Anda marah dengan kuis kecil ini dari Larry Axmaker, EdD, PhD :
- Apakah orang mengatakan pada Anda bahwa Anda butuh menenangkan diri? - Apakah Anda selalu tegang?
- Sulit untuk mengatakan pada orang lain apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Anda - Apakah Anda menggunakan alcohol atau obat untuk menenangkan diri?
- Apakah Anda mempunyai kesulitan tidur?
- Apakah Anda merasa bahwa orang lain tidak mendengarkan Anda atau mengerti Anda.
- Apakah orang yang Anda cintai atau dekat dengan Anda mengatakan bahwa Anda menyakitinya?
- Apakah Anda sering merasa menyerang seseorang entah secara verbal atau fisik Jika jawaban “ya” lebih dari dua, Anda mungkin butuh pertolongan dalam mengatasi kemarahan Anda.
 Menurut saya, pertolongan kemarahan itu cukup datang dari satu-dua orang sahabat. Cukup dengan curhat, ato ditambah sedikit nasihat kemarahan bisa hilang. Tapi curhatnya juga harus pada seseorang yg bisa dipercaya, gak ember dan paling gak mau mendengar (sukur-sukur bisa ngasi solusi). Harus dihindari: menampakkan diri di hadapan orang yang membuat kita marah, karena apa? alih-alih menyelesaikan masalah, justru bisa memperuwet masalah. Yang ada kita malah jadi naik pitam. Bicarakan langsung masalah yang menimbulkan kemarahan pada orang yang bersangkutan, pada saat kemarahan sudah reda, hati udah dingin, pikiran udah adem... Dengan begitu, pikiran jernih, hati bersih, masalah pun bisa ketemu solusi...
Perlu dihindar lagi: bergunjing, kalo ada apa2, kita harus bersikap dewasa. Utarakan kritikan atau masukan dengan cara bijaksana dan dewasa. Bergunjing tidak akan menyelesaikan masalah, alih-alih ketemu penyelesaian, bisa jadi malah memicu masalah baru. 



0 komentar:

Andriezzu: Just The Way I am Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino